Acara diadakan di Balai Besar Kerajinan dan Batik dan dimulai pukul 09.00 acara dibuka dengan sambutan lalu dibuka dengan pemukulan Gong. Pemukulan Gong sebagai tanda dimulainya workshop dan pameran batik di Balai Besar Kerajinan dan Batik di Jogja.
|
Pewarna Jalawe |
Setelah pembukaan kami peserta workshop diajak turun ke lantai 1 untuk menuju ke ruang workshop bersama peserta yang lain. Dalam Workshop ini peserta yang ikut diperkirakan lebih dari 50 orang, peserta terdiri dari pengusaha batik, pembuat kain batik, blogger, onliners, dll. Saya sebagai blogger sangat tertarik mengikuti acara ini dan kebetulan saya belum pernah mencoba bagaimana caranya membuat kain batik dengan canting atau batik tulis.
|
Pewarnaan Tahap 1 dengan Jalawe |
Sampai di Ruang Workshop kami dibagi menjadi kelompok-kelompok, dalam satu kelompok terdiri dari lima orang. Kelompok saya sangat kompak terdiri dari 3 wanita dan 2 pria, beruntung banget saya satu kelompok dengan ibu yang memang membuka kelas batik di rumahnya. Senang dia masih setia menjaga kelestarian warisan budaya di Indonesia. Dalam satu kelompok diberi fasilitas kompor, wajan dan lilin untuk membuat batik. Per orang dari peserta diberi fasilitas kain untuk alas baju agar tidak terkena lilin,
canting 2 buah (besar dan kecil) , dan diberi selembar kain yang sudah di beri model agar mempermudah kami peserta membuat kain batik.
Setelah persiapan dimulain dan lilin sudah panas, kami diminta untuk menuliskan nama kami di ujung kain agar dapat membedakan dengan teman-teman yang lain. Setelah di beri nama kami diajak keluar untuk memberi warna dengan warna alami. Kelompok kami diberi tugas untuk memberi warna dengan
Jalawe, sebelum dimasukkan ke air dn campuran sabun lalu dimasukkan ke pewarna alami Jalawe. Setelah dimasukkan beberapa menit lalu diangkat tidak boleh di remas, lalu dianginkan sampai agak kering. Langkah ini dilakukan selama 3 kali.
|
Pewarnaan Tahap 2 menggunakan pewarna Tingi |
Setelah diberi warna 3x kami diminta masuk lalu memberi blok pada area yang akan kami pertahankan warnanya. dengan pelan saya mengambil lilin panas dari wajan dimasukkan ke canting dan ditiup ujungnya agar tidak terlalu mengalir banyak di kain. Ini saat yang sangat sulit bagi saya karena baru pertama kali mencanting pada selembar kain. Kesulitan yang saya temukan yaitu lilin yang kadang terlalu banyak dan bergeser ke kanan ke kiri dan akhirnya keluar dari garis.
Setelah selesai di block pada kain yang akan dipertahankan warnanya, kain didiamkan sampai lilin benar-benar kering. Sambil menunggu teman lain selesai saya dan beberapa rekan menunggu sambil menikmati makan siang yang telah disediakan oleh panitia. Selesai semua dalan 1 kelompok kami menuju ke area pewarnaan dan saat ini kelompok mendapat tugas memberi warna dengan
Tingi, tingi ini sekilas warnanya merah mirip darah segar. Dalam pewarnaan ini dilakukan seperti pewarnaan pertama yaitu mewarnai dengan 3 tahap dan setiap tahap dikeringkan dulu.
|
Perebusan untuk menghilangkan Lilin sebagai tahap akhir |
Setelah usai pewarnaan kami diminta untuk memasukkan pada air 4 macam untuk mengunci yang berguna agar warna yang sudah dimasukkan tidak mudah luntur. Setelah di kunci kami memasukkan pada air mendidih untuk menghilankan lilin yang ada di kain. Setelah beberapa menit dimasukkan dan diaduk-aduk, kain dikeluarkan dan dicuci dengan tangan di kucek agar lilin semakin cepat hilang. Setelah itu kain di jemur sampai kering dan siap di gunakan.
Setelah saya mengikuti acara ini, saya semakin mencintai kain batik. Dengan segala kesulitan membuat hal kecil ber kali-kali. Untuk menghasilkan kain batik tidak mudah dan bukan waktu yang sebentar, semoga sebagai anak muda kami bisa ikut menjaga peninggalan lelulur demi Bangsa Indonesia
|
Hasil Kain saya sebelum dan sesudah |
Selamat Hari Batik Nasional
0 comments:
Post a Comment